A. Pengertian Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan
demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata
kunci untuk memahami suatu gejala.
B. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan
ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan
yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit
terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari
pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif
adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan
merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan
dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi
sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau
kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari
penalaran deduktif:
- Semua manusia pasti mati (premis mayor)
- Sokrates adalah manusia. (premis minor)
- Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif
tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita
kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak tepat.
Sumber: http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-dan-induktif.html